Banyak kita mendengar kata-kata “kiamat sudah dekat”, namun terungkap, bahwa bumi telah kiamat enam kali dan telah diteliti oleh manusia . Kematian massal lima kali telah dialami oleh bumi kita tercinta selama 450 juta tahun ini dan kematian tersebut disebut sebagai “kiamat.” Seorang ilmuwan juga mengatakan dalam publikasi di Geological Society of American Bulletin mengenai adanya kejadian Capitanian sekitar 262 juta tahun kemudian , ini merupakan kematian massal. Tetapi, apa lagi yang bisa membuktikan bahwa bumi tempat kita berpijak ini telah mengalami “kiamat” sesering itu?
Bumi Pernah Kiamat Enam Kali, Apa Buktinya?
Fakta bumi pernah kiamat disebutkan dalam penelitian  David Bond dari University of Hull & tim yang menolongnya untuk melakukan riset ilmiah ini yang tepatnya di Spitsbergen. Spitsbergen sendiri merupakan suatu pulau yang dari pulau mutlak Norwegia yang berjarak 890 kilometer. Dari tempat inilah semua bukti diupayakan untuk mengumpulkan informasi mengenai “kiamat” keenam tersebut.

- Kapp Starosin Formation adalah hal pertama yang diteliti oleh Bond serta timnya. Lapisan batuan yang punya ketebalan hingga 400m tersebut ditemukan di area Spitsbergen dan dengan itulah kondisi 27 juta tahun masa Permian Tengah akhirnya menemukan titik terang alias tim Bond memperoleh petunjuk jadi momen Capitanian bisa dianalisis lebih jauh.
- Bumi kiamat enam kali Serta peristiwa Capitanian menjadi  suatu yang wajib dipelajari lebih dalam. Ada beberapa kesamaan yang ditunjukkan pada data dari lapisan batuan yang sudah diteliti oleh Bond dengan data mengenai momen Capitanian yang pengambilannya berasal dari daerah tropis. Telah terkonfirmasi bahwa ada korelasi yang ditunjukkan oleh lapisan batuan tersebut dengan lapisan batuan di area tropis suatu merupakan hasil dari analisis rasio isotop karbon & stronsium berpolaritas magnetik serta aneka macam logam.



Referensi pihak ketiga

- Analisis Bond ingin membuktikan bahwa kepunahan massal tersebut menjadi akibat pada penurunan populasi satwa tertentu maka populasi moluska tipe bivalvia ,brachiopoda ditelitinya. Bumi kiamat enam kali sudah terbukti momen Capitania itu menunjukkan kehidupan di bumi setelah kiamat yaitu populasi brachiopoda yang turun 87 persen.
- Disimpulkan oleh Bond dan timnya bahwa erupsi Emeishan Trapslah menyebabkan kepunahan massal yang lokasinya ada di provinsi Sichuan, Tiongkok. Ada banyak karbon dioksida yang dilepaskan serta kandungan oksigen dalam laut juga pengasamannya.
- Ada lagi Kiamat Permian Akhir, di mana korbannya adalah 96 persen spesies musnah & merupakan kematian massal berikutnya, 12 juta tahun setelah  momen Capitanian yang terbukti lebih dahsyat. Dengan jarak waktu agak dekat, maka Permian Akhir & Capitanian sering dianggap satu.
Kiamat bumi Capitanian terkadang juga dianggap kiamat regional sebab bukti dan akibat yang ditemukan pun hanya sedikit juga sedikit penelitian yang menganalisis hal ini. Yang jelas mengenai Permian Akhir & Capitanian, Bond telah yakin bahwa keduanya bukanlah satu melainkan terpisah, bisa dikategorikan sebagai kematian massal global. Terlepas dari penelitian dan kesimpulan yang dinyatakan oleh Bond, pasti ada yang setuju juga ada pihak yang tidak dapat menerimanya, jadi hal ini tetaplah menjadi persengketaan.
Matthew Clapham yang berasal dari University of California mengungkapkan bahwa Capitanian seharusnya tidak dimasukkan ke dalam kategori kiamat besar sebab kematian massal bukanlah ditentukan oleh berbagai macam spesies yang hilang di wilayah tertentu. Itulah yang dikutip oleh BBC mengenai apa yang di pikiran Clapham soal hasil riset Bond di mana yang telah terungkap, bahwa bumi mengalami kiamat enam kali.
Sekian, terimakasih telah berkunjung .

0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

 
Jagad Ingsun © 2015. All Rights Reserved.
Powered by Blogger
Top